Terms of Refferences
Tim Konsultan untuk Penetapan Situasi Awal Proyek (Project Baseline Development) dan Pengembangan Modul Kewirausahaan bagi Fasilitator dan bagi Pelaku Usaha dengan Disabilitas/ Kusta
Proyek Kelompok Usaha dan Bisnis Inklusif (KUBIK)
1. Pendahuluan
Yayasan NLR Indonesia adalah organisasi non-profit nasional anggota aliansi Netherlands Leprosy Relief (NLR) International yang bekerja untuk mencapai dunia bebas dari kusta dan konsekuensinya melalui strategi triple zero (tiga nihil), yaitu nihil penularan, nihil disabilitas, dan nihil ekslusi. Ketiga strategi ini akan berkontribusi pada upaya penanggulangan kusta nasional dan pembangunan inklusi disabilitas di Indonesia.
Pembangunan inklusif menjadi pekerjaan rumah yang besar di Indonesia mengingat populasi penyandang disabilitas dengan berbagai ragam, termasuk disabilitas yang disebabkan kusta, di Indonesia cukup besar yakni sekitar 14% dari total penduduk (Susenas, 2018). Sejumlah kemajuan dalam kebijakan dan regulasi telah dicapai di level nasional maupun daerah untuk menjamin pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam berbagai aspek, termasuk aspek matapencaharian. Namun, hal itu tidak serta merta memberi manfaat langsung bagi penyandang disabilitas. Pemahaman yang keliru, stigma diri dan lingkungan, serta tidak tersedianya sumber daya dan referensi operasional/teknis dalam praktik penyelenggaraan program inklusi disabilitas di wilayah menjadi tantangan yang paling banyak ditemukan dalam memulai inisiatif yang inklusif. Akibatnya, kesempatan dan akses pekerjaan baik di sektor formal dan informal tidak terbuka bagi mereka.
Pada Januari 2022 Yayasan NLR Indonesia didukung oleh Liliane Foundation menginisiasi Proyek Pengembangan Kelompok Usaha dan Bisnis Inklusif (KUBIK). Proyek ini bertujuan mendorong kesetaraan peluang dan akses pekerjaan di sektor wirausaha bagi penyandang disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) agar mereka dapat mandiri secara ekonomi dan meningkat kualitas hidupnya. Di samping itu, proyek ini juga berupaya meningkatkan kapasitas organisasi mitra pelaksana proyek di daerah dalam hal pengelolaan proyek.
Proyek ini akan dimulai dengan melaksanakan pemetaan situasi awal proyek (baseline) untuk mendapatkan gambaran awal tentang beberapa aspek yang akan digunakan sebagai dasar mengevaluasi keberhasilan proyek nantinya.
Kegiatan ini akan dilakukan di 2 wilayah yaitu di Medan, Sumatera Utara dan Ruteng, Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, NLR Indonesia berencana merekrut (tim) konsultan yang berasal dari institusi/lembaga yang memiliki pemahaman dan pengalaman yang baik dalam melakukan kajian dan analisis sosial dalam konteks program pemberdayaan ekonomi, khususnya kewirausahaan. Dari hasil kegiatan ini, tim konsultan juga akan menjalankan rangkaian penugasan sebagai konsultan dalam penyusunan rekomendasi implementasi proyek dan modul wirausaha bagi fasilitator dan pelaku usaha dengan disabilitas.
2. Tujuan
- Project Baseline Development ini bertujuan untuk mendapatkan potret penyandang disabilitas dalam sektor wirausaha yang setidaknya mencakup karakteristik penyandang disabilitas, analisis faktor pendukung dan penghambat dalam mengakses pekerjaan di sektor wirausaha, serta potensi usaha yang dapat dikembangkan di tiap wilayah proyek. Hasil kegiatan ini nantinya akan menjadi dasar dalam mengembangkan rekomendasi skema implementasi proyek
- Penyusunan modul wirausaha bagi fasilitator dan bagi pelaku usaha dengan disabilitas/ OYPMK akan disusun berdasarkan kebutuhan yang relevan melalui kegiatan project baseline development.
3. Cakupan Tugas
Secara lebih spesifik, tim konsultan diharapkan mampu menjalankan tugas di bawah ini:
- memetakan karakteristik penyandang disabilitas usia kerja di wilayah proyek yang meliputi ragam disabilitas, angkatan kerja penyandang disabilitas/penyandang disabilitas, angka pengangguran disabilitas dan disabilitas bekerja, khususnya di sektor wirausaha
- mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat partisipasi penyandang disabilitas usia kerja dalam mengakses pekerjaan di sektor informal/ wirausaha. Hal ini mencakup, tapi tidak terbatas pada, kebijakan dan program/layanan pemerintah dan stakeholder terkait lainnya di wilayah proyek, dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, aksesibilitas fisik, medium-medium terkait pengembangan usaha kecil seperti forum offline dan platform online (baik yang telah diakses oleh disabilitas maupun yang belum) serta faktor-faktor internal seperti stigma diri dan motivasi.
- mengidentifikasi jenis usaha yang berpotensi untuk dikembangkan oleh kelompok sasaran dengan melakukan analisis pasar dan rantai nilai
- menyediakan rekomendasi yang dapat ditujukan bagi para pihak terkait berdasarkan hasil baseline yang dilakukan. Rekomendasi yang dikhususkan bagi pelaksana proyek diharapkan disusun lebih spesifik diantaranya mencakup rencana peningkatan kapasitas tim dan penerima manfaat, skema penyaluran dana stimulan, mekanisme penguatan kelompok usaha beserta tools yang dapat digunakan pada skema yang direkomendasikan
- menyusun modul fasilitasi bagi fasilitator lapang dan modul wirausaha bagi penerima manfaat (pelaku usaha dengan disabilitas dan OYPMK) berdasarkan pemetaan kebutuhan yang diidentifikasi saat baseline
4. Keluaran (tangible outputs)
Berdasarkan gambaran penugasan di atas, hasil yang diharapkan dari konsultansi ini adalah:
1. LAPORAN HASIL yang di antaranya mencakup:
a) Data karakteristik penyandang disabilitas usia kerja dalam sektor wirausaha di 2 (dua) wilayah proyek (ragam disabilitas, usia, jenis kelamin, sebaran, angka pengangguran dan disabilitas yang bekerja)
b) Faktor pendukung dan penghambat partisipasi penyandang disabilitas dalam pekerjaan di sektor wirausaha dari berbagai aspek
c) Peta aktor dan program serta kebijakan yang relevan dalam mendorong kesempatan bekerja penyandang disabilitas di sektor wirausaha di dua wilayah proyek
d) Analisis pasar dan rantai nilai terhadap usaha potensial yang dapat dikembangkan di wilayah proyek
e) Rekomendasi bagi setiap aktor terkait untuk mendorong peluang dan akses pekerjaan di sektor wirausaha bagi penyandang disabilitas
2. MODUL FASILITASI BAGI FASILITATOR yang diantaranya mencakup kurikulum materi kewirausahaan beserta teknik fasilitasi per topik materi
3. MODUL/BUKU SAKU BAGI PENGUSAHA PEMULA (PELAKU USAHA DENGAN DISABILITAS/ OYPMK) yang diantaranya mencakup prinsip-prinsip berwirausaha, beserta tips dalam perencanaan usaha, pengelolaan keuangan usaha, branding dan pemasaran.
5. Keahlian Konsultan yang dibutuhkan (team qualifications)
Tim konsultan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini diharapkan memenuhi kualifikasi sebagai berikut:
1. Minimum 7 tahun pengalaman mengembangkan dan melaksanakan program pemberdayaan ekonomi di sektor kewirausahaan
2. Memiliki pengalaman dalam melakukan kajian kebutuhan/pemetaan dan analisis sosial, rantai pasar dan rantai nilai
3. Memiliki pemahaman yang baik terhadap isu pembangunan inklusi disabilitas, kesetaraan gender, dan advokasi kebijakan dalam aspek pekerjaan, kewirausahaan, dan penghidupan yang layak
4. Memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam implementasi proyek pemberdayaan
5. Fleksibel dan responsif terhadap perubahan dan terbuka terhadap masukan
6. Metode
Kerjasama konsultansi ini akan melalui beberapa tahap meliputi:
Tahap Persiapan
- Tim konsultan melakukan pertemuan awal dengan NLR Indonesia untuk menyamakan pemahaman tentang desain proyek serta target dan indikator kajian
- Tim konsultan bersama NLR Indonesia dan organisasi mitra menyepakati metodologi, timeline, dan teknis pelaksanaan baseline/ kajian
- Tim konsultan mengirimkan dokumen final rencana pelaksanaan kajian (inception report) dengan detail metodologi, pengumpulan data/informasi termasuk tools yang akan digunakan dan sampling/target informan, pembagian peran dan tanggung jawab tim kajian, dan detail workplan
- Tim konsultan dapat diminta mempresentasikan rencana pelaksanaan kegiatan. NLR Indonesia akan memberikan umpan balik terhadap dokumen yang dikirimkan
- Tim konsultan mengujicoba tools kajian bersama tim organisasi mitra/petugas lapangan
- NLR Indonesia memberikan persetujuan terhadap rencana pelaksanaan kegiatan sebelum pelaksanaan di lapangan
Tahap Pelaksanaan
- Tim konsultan melakukan konsolidasi/ briefing dengan tim organisasi mitra dan petugas lapangan. Proyek ini sangat mendorong pelibatan organisasi penyandang disabilitas lokal dalam setiap implementasi kegiatannya. Untuk itu, pelibatan mereka sebagai tim lapangan maupun tim inti kegiatan sangat disarankan.
- Pengumpulan data: metode penggalian data secara kuantitatif dan kualitatif dengan sumber data primer maupun sekunder diharapkan dapat dilakukan dalam kegiatan ini dengan metode yang paling sesuai dengan tujuan kegiatan, misalnya melalui wawancara individu, FGD, studi literatur, observasi lapang, dll
Tahap Preliminary Findings
Tim konsultan menghimpun dan menyampaikan temuan awal yang teridentifikasi pada tahap pengumpulan data kepada NLR Indonesia. Temuan awal ini akan dianalisa dan menjadi dasar penyusunan rekomendasi pada laporan baseline. Pengumpulan data/informasi tambahan akan dilakukan atas masukan NLR Indonesia dan organisasi mitra jika dianggap perlu untuk melengkapi informasi dan analisa dalam laporan ini nantinya.
Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan Baseline
Data dan informasi dari lapangan akan dihimpun, diolah dan dianalisa oleh tim konsultan. Temuan dan hasil analisa ini akan disusun dalam bentuk laporan komprehensif. Laporan ini juga mencakup rekomendasi bagi berbagai pihak, termasuk bagi pelaksana proyek. Dokumen ini nantinya akan disosialisasi dan didistribusikan ke pemangku kepentingan utama, khususnya yang berada di 2 wilayah proyek. Sedangkan rekomendasi yang ditujukan bagi pelaksana proyek akan menjadi pedoman tim proyek dalam mengimplementasikan proyek.
Tahap Penyusunan Modul
Modul yang disusun dalam penugasan ini meliputi 1 (satu) modul fasilitasi bagi fasilitator dan 1 (satu) modul bagi pengusaha pemula dengan disabilitas/OYPMK. Modul bagi fasilitator di antaranya mencakup kurikulum materi kewirausahaan beserta teknik fasilitasi per topik materi. Sedangkan modul/ buku saku bagi pengusaha pemula diantaranya mencakup prinsip-prinsip berwirausaha, beserta tips dalam perencanaan usaha, pengelolaan keuangan usaha, branding dan pemasaran
7. Jadwal
Durasi pelaksanaan kerjasama kosultansi untuk baseline dan penyusunan modul ini adalah 5 (lima) bulan.
8. Cara Melamar
Pelamar yang tertarik terhadap peluang ini, diharapkan mengirimkan proposal yang meliputi:
- Proposal Teknis: menggambarkan intepretasi tentang penugasan, metodologi (sampling, teknik pengumpulan data, dll), rencana pelaksanaan, saran inovatif, dan struktur tim. Proposal teknis juga harus melampirkan profil lembaga/institusi, pengalaman/kualifikasi yang relevan dari tim, dan salah satu contoh laporan baseline/kajian yang terkait dengan penugasan.
- Proposal Anggaran: berisi rencana anggaran yang mencakup honor tim, biaya mobilisasi, dan akomodasi tim konsultan, serta operasional selama pelaksanaan kegiatan.
Proposal dan dokumen pendukung dikirimkan paling lambat hari Sabtu tanggal 23 April 2022 jam 17.00 WIB melalui email ke recruitment@nlrindonesia.or.id dengan subject: KUBIK_Konsultan Baseline dan Pengembangan Modul_Nama Instansi/Lembaga
NLR Indonesia menghargai keragaman dan inklusi serta mendorong semua orang yang memenuhi syarat untuk melamar, tanpa memandang agama, usia, ras, jenis kelamin, orientasi seksual, atau disabilitas
0 Comments:
Posting Komentar