Yayasan WWF Indonesia membuka tender untuk melaksanakan Studi Kelayakan Proyek Kredit Karbon di Berau dan Alor. Perhitungan karbon di ekosistem karbon biru (blue carbon), seperti mangrove, lamun, dan rumput laut, sangat penting untuk menyediakan data yang akurat mengenai potensi penyerapan dan penyimpanan karbon oleh ekosistem tersebut. Informasi ini akan menjadi dasar untuk mengembangkan strategi mitigasi perubahan iklim dan pelestarian ekosistem, serta memberikan kontribusi berharga bagi inisiatif global dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Cakupan Kerja
Cakupan kerja lembaga konsultan akan difokuskan pada satu jenis ekosistem saja. Dengan demikian, akan ada total dua konsultan (satu untuk ekosistem mangrove dan satu untuk ekosistem lamun. Analisis awal data sekunder (tier 1 atau 2) juga akan dilakukan secara terpisah dan tidak termasuk cakupan
- Melakukan desk study berdasarkan data tier 2 tingkat kabupaten (Berau dan Alor)
- Melaksanakan pengambilan data, analisis, dan penyusunan laporan hasil kajian carbon pool, Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya, dan leakage sesuai rincian pada bagian keluaran.
- Memberikan rekomendasi mengenai:
- Metodologi perhitungan kredit karbon sukarela internasional dan wajib nasional.
- Metodologi rehabilitasi yang paling layak dan dapat meningkatkan nilai cadangan karbon.
- Penyusunan Dokumen Rencana Aksi Mitigasi (DRAM) menggunakan data hasil analisis.
- Diseminasi: dilatihkannya metode monitoring dan rehabilitasi sesuai hasil studi
Keluaran
- Tersedianya data tier 3, hasil analisis, dan laporan hasil kajian penyimpanan karbon / carbon storage di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Alor, Provinsi NTT berdasarkan
- Dokumen Rencana Aksi Mitigasi (DRAM)
|




0 Comments:
Posting Komentar